Selasa, 03 Mei 2011

“RI-MAROKO KERJASAMA YANG SANGAT HARMONIS”

            Secara historis, sebenarnya hubungan Indonesia dengan negeri matahari terbenam ini sudah terjalin sejak pertengahan abad ke- 14 Masehi yakni ketika musafir Ibnu Battutah melakukan perjalanan dari Maroko dan akhirnya tiba di Kerajaan Samudera Pasai, Aceh. Hubungan ini semakin dipererat lagi setelah kedatangan Presiden Soekarno di kota Rabat pada tanggal 2 Mei 1960. Dimana sebelumnya Presiden Soekarno telah membantu kemerdekaan Maroko dari Perancis. Atas jasanya ini, Raja Mohammed V menganugerahinya sebuah jalan yang kemudian dikenal dengan Rue ( jalan) Soekarno di jantung kota Rabat dan memberikan kebebasan visa selama 3 bulan bagi rakyat Indonesia yang berkunjung ke Maroko. Sebuah penghargaan yang akan selalu dikenang rakyat Maroko dan pastinya akan membuat bangsa kita bangga setiap kali berkunjung kesana.

            Secara politis, meskipun kedua negara memiliki sistem pemerintahan yang berbeda. Namun keduanya terikat oleh satu falsafah hidup yakni islam. Mayoritas muslim di negara yang dipimpin oleh raja dinasti Alawi ini adalah kaum Sunni yang sealiran dengan Indonesia. Bagaimanapun kesamaan ini akan mempengaruhi pandangan politik kedua negara, seperti kebijakan – kebijakannya yang lebih moderat dan non-sekuler. Apalagi keduanya tergabung dalam anggota Perserikatan Bangsa – Bangsa (PBB), Gerakan Non Blok (GNB), Organisasi Konferensi Islam (OKI) dan Kelompok 77 . Hal yang menarik lainnya adalah Indonesia dapat meningkatkan perannya dalam memperdamaikan Palestina – Israel. Mengingat Raja Mohammed VI merupakan “President of Jerusalem Comittee”, peran Indonesia sebagai negara muslim terbesar akan lebih tampak secara politis. Indonesia sebagai negara Muslim dengan penduduk terbesar dapat menyatukan nilai Islam, demokrasi dan modernisasi, sehingga Maroko menilai Indonesia merupakan negara penting untuk menjalin kerja sama dalam menghadapi tantangan dan krisis global serta Islamphobia yang makin meningkat.

            Dalam bidang pendidikan, Duta Besar RI (KBRI) di Maroko H Tosari Widjaja mengunjungi Rektor Universitas Al-Akhawayn di Provinsi Meknes sekitar 250 km dari Rabat dalam rangka perluasan kerja sama bidang pendidikan antara Indonesia dan Maroko. Universitas Al-Akhawayn merupakan perguruan tinggi lokal di Maroko dengan pengantar bahasa Inggris dan mengadopsi sistem pendidikan Amerika Serikat, ujar Sekretaris III/Pelaksana Fungsi Pensosbud, Rahmat Azhari.
Perguruan Tinggi yang dibangun pada 1993 atas kerja sama Raja Hassan II dan Raja Fahd dari Arab Saudi itu beroperasi mulai Januari 1995. Di sana terdapat 1.500 mahasiswa, termasuk sekitar 200 mahasiswa asing dari 28 negara seperti Eropa, AS dan Timur Tengah.
Dalam kunjungannya, Dubes Tosari Widjaja meresmikan pembukaan Pameran dan Bursa Kerja (Job Fair) 2010 bersama Gubernur Ifrane, Karim Lahlou Kassi. Dubes Tosari Widjaja dan Rektor Dr Driss Ouaouicha membahas kerja sama pendidikan dan juga kemungkinan sister universities antara Universitas Al-Akhawayn dengan salah satu institusi pendidikan tinggi Indonesia.

   Kerja sama pendidikan antara Indonesia dengan Maroko, hingga kini dipandang belum optimal. Padahal, masih banyak potensi di bidang pendidikan yang bisa dikerjasamakan kedua belah pihak.
Yang utama, minimnya tulisan-tulisan para pemikir (ulama) kita yang tidak diterjemahkan dalam bahasa internasional seperti bahasa Inggris dan bahasa Arab. Ini membuat negara lain, tidak mengenal Indonesia. Tak heran jika orang asing memandang peradaban kita belum kuat," tuturnya dalam seminar internasional Pembangunan Peradaban Islam Indonesia Maroko' di aula Fakultas Kedokteran Unissula, Kamis (9/12).
Karena itulah, kata dia, Unissula ingin mengambil peran menjembatani keterbatasan itu dengan banyak melakukan kerja sama pendidikan dengan pusat peradaban di dunia, termasuk dengan empat universitas di Maroko, yang salah satunya adalah Universitas Sidi Mohammed Ben Abdallah di kota Fez, Maroko.
Dia menambahkan, sudah saatnya kita memperbanyak referensi budaya dalam pengembangan peradaban bangsa. Kita sering menjadikan Mesir dengan Al Azhar-nya sebagai referensi keilmuan. Namun, tak begitu memperhitungkan Maroko sebagai salah satu negara Afrika Utara yang turut memberi sumbangsih bagi peradaban dunia. Makanya, untuk tahap awal, kami memilih bekerja sama dengan Maroko.
 kemauan Unissula menjalin kerja sama  dengan beberapa universitas di Maroko. Ini bisa meningkatkan hubungan diplomasi Indonesia dan Maroko, yang selama ini belum terjalin dengan baik.
Rektor Universitas Islam Sultan Agung Semarang (Unissula) Laode Masihu Kamaluddin menemui Duta Besar Maroko untuk Indonesia Mohamed Majdi. Kedatangan Laode dimaksudkan membuka kerja sama dalam bidang pendidikan antara Unissula dengan pemerintah Maroko.


Seperti dikutip dari situs Unissula, Rabu (7/7/2010), dalam pertemuannya dengan Dubes Maroko, Laode memaparkan rincian rencana kunjungannya ke Maroko dalam waktu dekat untuk menjalin kerja sama dengan empat universitas terkemuka di sana. Keempat universitas itu adalah Al Akhwayn University, Moulay Ismail University, Sidi Muhamed ben Abdallah University, dan Cadi Ayyed University.

Kerja sama dengan keempat universitas tersebut akan lebih dititikberatkan pada pertukaran mahasiswa maupun dosen, penelitian bersama, pengembangan dual program, pengembangan kurikulum dan laboratorium serta berbagai program pengembangan peradaban budaya Islam kontemporer.

Majdi menyatakan, setiap tahun Maroko menyediakan kuota sebanyak 15 beasiswa untuk Indonesia. Laode berencana mengambil lima beasiswa untuk mahasiswa Unissula didasarkan pada kesiapan dan mutu calon mahasiswa yang akan dikirim.

     Program ini menjadi salah satu hal penting bagi Unissula, karena salah satu indikasi universitas besar adalah adanya kerjasama pendidikan baik dalam bentuk student exchange (pertukaran mahasiswa), join riset (penelitian bersama), dan lain sebagainya

Dengan kerja sama ini, Unissula yang memiliki sebelas fakultas unggulan telah membuka jalan bagi para alumninya yang tertarik meneruskan pendidikannya di negeri Casablanca tersebut.

Sementara, Staf Khusus Bidang Peradaban Islam Ahmad Mujib menyatakan, kerja sama Unissula dengan Maroko bukan terbatas untuk kepentingan Unissula saja, tetapi membawa misi Indonesia.

     Hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Maroko salah satunya ditandai dengan kerjasama scholarship yang terus terbangun baik dari satu masa pemerintahan ke pemerintahan yang lain hingga sekarang, dan Unissula ingin menjadi bagian yang baik tentunya dari kerjasama tersebut


            “ KITA JUGA MENGHARAPKAN ADANYA PERTUKARAN PELAJAR KE NEGARA MAROKO, BAIK YANG TINGKAT SMP/SMA MAUPUN MAHASISWA
KARENA KITA JUGA PERLU STUDY BANDING KE NEGARA YANG SEDIKIT DIATAS KITA”


    Dalam bidang hukum, Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (MK) menandatangani kerja sama dengan MK Maroko yang tertuang dalam MoU (memorandum of understanding) sebagai kegiatan awal dari Konferensi ke-7 Hakim Konstitusi se-Asia.

MoU ini untuk memperdalam kerja sama, ada banyak kesamaan antara MK Maroko dan Indonesia

Mou tersebut di antaranya berisi pertukaran informasi, partisipasi dalam seminar, pertukaran pelatih dan tenaga ahli, pertukaran kunjungan resmi pejabat, dan pengembangan program-program terkait pendidikan dan pelatihan.

Meski baru berumur tujuh tahun, MK Indonesia sudah menunjukkan dinamika dan kemampuan menyelesaikan masalah dengan cepat tanpa menimbulkan masalah baru. Sehingga, ia mengharapkan kerja sama dengan MK Indonesia dapat bermanfaat.

   Harapan kita adalah saling memahami. Indonesia dan Maroko itu tidak jauh dalam hal kerja sama, budaya, dan agama. Meskipun jauh dari sisi jarak.


   Ada hal yang menarik dan ingin diketahui dari MK Maroko yang perlu dipelajari. Yakni, MK Maroko lebih terfokus pada penanganan masalah pemilihan di parlemen yang berbeda dengan MKRI dalam menangani pemilihan legislatif, presiden, dan juga kepala daerah.

 
“KITA JUGA MENGHARAPKAN PEMERINTAH YANG TRANSPARAN SEPERTI MAROKO YANG PARA WAKIL RAKYATNYA TIDAK KORUPSI”

 Peristiwa 50 tahun yang lalu itu menjadi batu pijakan pertama yang menjadi landasan penting bagi para pemimpin ke dua negara untuk lebih memperkuat hubungan dan kerja sama Indonesia Maroko.

   Selama 50 tahun hubungan bilateral tersebut ,terjadi peningkatan dengan pembentukan Komite Bersama Bilateral yang ditandatangani terakhir kali pada Juni 2008 dalam bidang kerja sama politik dan ekonomi.

   Hubungan bilateral tersebut dapat ditingkatkan dibidang lainnya seperti pariwisata, investasi, pendidikan dan budaya dengan basis sejarah dalam upaya meningkatkan hubungan antarwarga atau"people to people contacts" yang menghasilkan pengertian yang makin besar diantara kedua negara.

UNTUK KEDEPAN SAYA BERHARAP
Sosial Budaya, Indonesia mendapatkan perjanjian bebas visa dengan Kerajaan Maroko, karena   hasil timbal balik dukungan pemerintah Indonesia terhadap kemerdekaan Maroko. Ini bisa dijadikan jalan untuk memperlihatkan kreativitas anak bangsa dan seni tradisional.
contohnya, kita bisa memperlihatkan drama bawang merah & bawang putih, tari piring, tari kecak, kolintang,dsb. Sebaliknya, Maroko juga dapat menunjukkan kreativitasnya pada bangsa kita.
  
Dengan demikian, karya anak bangsa serta seni tradisional bangsa indonesia akan diakui oleh bangsa lain dan kita juga mengetahui kreativitas dari bangsa lain.


Referensi :
Blog saya sendiri




Nama                            : STANLEY WIJAYA
Tempat, tanggal lahir  : Jakarta, 18 September 1996
Nama Sekolah              : SMPN 1 MAGETAN
Alamat Sekolah           : Jalan Kartini No.4 Magetan, Jawa Timur
Alamat Rumah             : Jalan Kresno No.37, Kebonagung, Magetan, Jawa Timur
No HP                            : 085335269849
Alamat e-mail               : mazteryoyo@ymail.com
Akun Facebook            : Fx Stanley Tiigapuluhsatu
Twitter                          : @Stanley_cuberz








Tidak ada komentar:

Posting Komentar