Minggu, 02 Desember 2018

Pesona Kapal Bambu ITS Pikat Menteri Perhubungan


Berbagai inovasi di bidang kelautan karya Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menarik minat Menteri Perhubungan Republik Indonesia (Menhub RI), Budi Karya Sumadi, untuk langsung berkunjung ke kampus Pahlawan ini, Jumat (30/11). Salah satunya yang paling menarik perhatian Menhub adalah kapal bambu Baito Deling.


Kehadiran di ITS ini merupakan rangkaian kunjungan kerja dalam rangka Dialog Nasional 35 Indonesia Maju di Malang dan Penggalangan Dana acara Act & Pray for Palu di Hotel Ciputra World Surabaya pada hari yang sama.

Dalam diskusi singkat antara Menteri Perhubungan bersama Wakil Rektor II ITS Ir Heppy Kristijanto MS, Budi Karya Sumadi mengungkapkan bahwa ketertarikannya akan inovasi ITS yang mampu membuat kapal dari bambu secara keseluruhan. Bahkan ia tertarik untuk menjadikan kapal bambu ITS tersebut sebagai bagian dari kearifan lokal, terkhusus di kawasan wisata seperti Danau Toba dan lain halnya.

Kapal bambu ITS, menurut Budi, nantinya diharapkan dapat menjadi stimulus pengembangan kapal bambu di seluruh Indonesia sebagai alternatif pengganti kapal kayu nelayan yang telah mengalami kelangkaan dalam pengadaan bahan bakunya. Hal ini tak terlepas dari sifat bambu yang sangat mudah ditanam dan memiliki kriteria yang baik untuk dijadikan bahan baku kapal. “Sekarang ini, kita masih menggunakan kayu (untuk membuat kapal, red) yang notabene sulit karena kayu yang semakin langka dan mahal,” ujar alumnus UGM ini.

Menhub mencoba mendalami lebih lanjut terkait perkembangan karya inovasi mahasiswa dan sivitas akademika ITS di bidang transportasi laut melalui presentasi inovasi di gedung National Ship Design and Engineering Center (NaSDEC) ITS. Di NaSDEC, salah satu rancangan akan kapal Danau Toba yang tepat guna. Ia senang karena merasa terbantu akan pemikiran-pemikiran ITS yang mencoba untuk menyelesaikan permasalahan perkapalan di Indonesia.

Dikatakannya, saat ini industri perkapalan dituntut untuk mampu menyediakan kapal yang tepat guna, namun dalam penerapannya masih ada banyak sekali permasalahan. Misalkan saja, kapal Danau Toba yang ada saat ini dengan tiga dek dinilai masih sangat berbahaya. “Namun, kontribusi ITS untuk merancang desain kapal wisata Danau Toba yang aman ini membuat kami merasa sangat terbantu dalam menyelesaikan sebagian dari daftar permasalahan yang harus kami selesaikan,” ungkap pria kelahiran Palembang ini.

Dalam hal ini, Budi memberi tantangan kepada para peneliti untuk tidak hanya berinovasi, melainkan juga mempertimbangkan cara menekan angka biaya pembuatan kapal seoptimal mungkin. Hal ini bertujuan untuk menjadikan inovasi yang dicetuskan tidak sia-sia dan tepat guna, sehingga dapat diterapkan di masyarakat.

“Tantangan riset dewasa ini adalah bagaimana menciptakan inovasi yang seimbang dengan ekonominya, karena jika pengeluaran dalam hal biaya tidak seimbang maka akan sulit untuk diterapkan secara massal,” ujarnya mengingatkan.

Selain melihat desain kapal bambu Baito Deling di Laboratorium Hidrodinamika, Menhub juga meninjau prototype kapal cepat tak berawak milik Tim Barunastra ITS, fasilitas pendeteksi instalasi bawah laut otomatis AISITS, dan beberapa desain kapal inovatif yang sedang dikembangkan oleh tim NaSDEC ITS. (HUMAS ITS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar