Jumat, 22 Februari 2013

KOKI Edisi 218 (Komunikasi Umat Paroki Regina Pacis Magetan)

Renungan Untuk tanggal 17-22 Februari 2013
Ul 26:4-10; Mzm 91; Rm 10:8-13; Luk 4:1-13

            Godaan-godaan hidup bisa menghantar kita pada 2 pribadi yakni dekat dengan Tuhan atau dekat dengan iblis. Godaan bukanlah sebuah dosa. Baru menjadi dosa ketika kita mengamini dan melakukannya dengan sengaja. Firman minggu ini mendidik kita untuk mengetahui jalan pikir dan rencana iblis, yang mau menggagalkan hidup berkelimpahan dalam Tuhan. Apa godaan-godaan iblis itu?
            Pertama, hidup di padang gurun. Artinya hidup yang kering, kesendirian, kesepian, kegalauan hati, gersang rohani, dalam keadaan stress yang menekan sehingga kita hanya berpikir tentang penderitaan diri sendiri. Setan menggoda, lihat mana tak ada yang peduli pada kita saat menderita. Kita dikucilkan dan tak berarti, melalui pikiran negartif kita dibuat setan bahwa tak ada yang menolong bahkan Tuhan terasa jauh.
            Kedua, mengubah batu menjadi roti. Artinya, dalam kondisi lapar, Yesus digoda. Iblis sangat licik, dalam kondisi “lapar” artinya dalam keadaan lelah, sibuk, penat, lengah, kita dibuat untuk menyimpang dari jalan Allah. Setan mengubah sesuatu yang tak enak (batu) diubah menjadi enak, nikmat (roti). Jalan tol, jalan pintas selalu dirancang iblis agar kita jatuh dalam pelukan dosa. Maraknya korupsi, tak jujur, nyontek, adalah jalan pintas yang diajarkan iblis agar kita masuk perangkapnya.
            Ketiga, semua itu milik kita. Setan mencoba agar kita bisa memiliki sebanyak-banyaknya. Membuat kita mabuk dengan kerja, cari uang sebesar-besarnya. Pokoknya rebut, sedot, ambil, raih, semua itu milikmu. Padahal kita ditipu oleh setan, saat mati kita tak bawa apa-apa. Apa yang kita miliki ternyata bukan milik kita melainkan milik Tuhan. Semoga masa tobat ini, kita diberi kekuatan iman untuk mengikuti Yesus dalam aneka ujian hidup.

­­­Senin, Im 19:1-2.11-18; Mzm 19; mat 25:31-46
Apa syarat memasuki hidup kekal adalah hidup kudus menyadari pengiringan Tuhan setiap saat, membenci perbuat dosa dan kemunafikan, serta berbuat cinta kasih kepada sesama yang miskin, terlantar dan sakit.
Selasa, Yes 55:10-11; Mzm 34; Mat 6:7-15
Inti dari dosa adalah melakukan kehendak Allah yakni terarah pada mengampuni sesama, mengasihi Allah lebih dan menggerakkan belas kasih pada sesama kita.
Rabu, Yun 3:1-10; Mzm 51; Luk 11:29-32
Bertobat berarti “stop” dosa dan berbalik pada Tuhan, menyadari hati yang remuk redam dan menyesal, lalu mendengarkan firman Tuhan dan melakukannya.
Kamis, Ester 4:10c-12.17-19; Mzm 138; Mat 7:7-12
Bagaimana doa dikabulkan? Mintalah pendapat dari Allah dalam doa, carilah dengan penuh gairah dan ketuklah, ulangi dan coba terus dengan setia bila gagal.
Jumat, 1 Ptr 5:1-4; Mzm 23; Mat 16:13-19
Tahta Petrus bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani. Kewenangan dan kuasa dalam Gereja adalah alat terbaik untuk membawa orang pada Allah dan menuntun orang pada pintu keselamatan.
Sabtu, Ul  26:16-19; Mzm 119; Mat 5:43-48
Haruslah kamu sempurna adalah keinginan Allah. Hidup sempurna itu soal mengasihi. Contoh : memberikati musuh, mendoakan orang yang membenci dan memberkati orang yang membuat kita menderita.
Minggu, Kej 15:5-12.17-18; Mzm 27; Flp 3:20-4:1;
Luk 9:28b-36
Petrus dan temannya tertidur saat berdoa. Tidur bisa menjadi penghalang hidup rohani. Tidur berarti secara fisik hadir tapi rohnya mati. Tertidur. Maka orang tidur tak ada rasa mujizat Allah, malas melakukan pertolongan, orang tidur tak ada karya Allah dan tak ada yang bisa dibanggakan di mata Tuhan, dan orang tidur pasti tak memahami rencana Allah sehingga selalu gagal dalam nbiat-niat suci.

Belajar dari Tokoh Kitab Suci:  SARA
Adakah sesuatu apapun yang mustahil untuk TUHAN? (Kejadian 18:14)
Setelah menanti begitu lama (tanpa hasil) akan seorang anak, Sara menjadi bimbang, bahkan mungkin sinis. Kulitnya yang sudah beruumur sembilan puluh tahun itu berkerut. Penglihatannya telah kabur. Tulang-tulangnya berkeretak. Tidak diragukan, pemikirannnya lebih berpusat pada masalah-masalah kesehatan anak! Namun di sinilah Allah berbicara kepadanya dan kepada Abraham bahwa mereka akan segera menjadi ayah dan ibu.
Bagi Sara, perkataan Allah itu berlebihan dan menggelikan. Demikianlah yang Sara lakukan – dia menertawakan dirinya sendiri. Apakah itu suatu tertawaan yang melecehkan? Apakah itu suatu tertawaan karena keadaan yang memalukan atau terkejut? Kita tidak diberitahu. Tetapi Allah mendengarkan tertawaan dalam hatinya dan menanyakan kepadanya akan hal tersebut.
“Engkau tidak mempercayai Aku” Kata Allah “Apa yang salah kalau Aku menyebabkan engkau memiliki seorang putera pada masa tuamu?
Hey, Aku adalah Allah yang menciptakan alam semesta!”
Sara berusaha untuk menyangkali keraguannya, dengan cara seperti yang biasa kita lakukan. “Aku percaya! Aku percaya! Tentu saja, Allah adalah Allah Yang Maha Kuasa! Ia dapat melakukan apapun!” itulah yang kita klaim. Kemudian kita berpaling pada nafas yang berikutnya dan berfokus kepada masalah kita. Ketika kita melakukan hal itu, kita menjadi kecewa, tertekan, dan merasa putus asa. “Mengerikan!, tidak ada gunanya!”. Kita meratap dan menjerit.
            Situasi “tanpa harapan” apa yang Anda hadapi pada hari ini? Daripada melihat berapa besar masalah Anda, sebagai gantinya mengapa tidak merenungkan kebesaran Allah Anda? Tidak ada – tidak ada hal yang terlalu sulit bagi Dia. Maukan Anda mempercayai Dia untuk berkarya dalam hidup Anda pada hari ini?

Sumber :
Life Lessons from The Bible

Tinggal Dalam Kristus secara Eskatologis

            Dengan kenaikanNya ke surga, Tuhan Yesus dimuliakan. Kini Ia duduk di sisi kanan Allah Bapa. Dia masuk dalam kemuliaanNya yang penuh bersama Bapa dan Roh Kudus. Justru karena Kristus telah dimuliakan dan kini hadir di tengah kita dalam Ekaristi, Ekaristi sekaligus menghadirkan kemuliaan surgawi. Inilah dimensi eskatologis. Kata eskatologi berasal dari bahasa Yunani: eschata (=hal-hal terakhir) dan logos (=pembicaraan). Dapat dikatakan, dimensi eskatologis berarti dimensi kemuliaan surgawi yang kini telah mulai hadir dalam sejarah hidup kita sekarang ini.
            Dengan indah Paus Yohanes Paulus II berkata : “Sungguh Ekaristi adalah secercah penampakan surga di atas bumi. Ekaristi adalah seberkas sinar mulia dari Yerusalem surgawi yang menembus awan sejarah dan menerangi peziarahan kita” (Ensiklik Ecclesia de Eucharistia, no.19). Bila kita tinggal dalam Kristus secara khusus melalui Perayaan Ekaristi, ternyata kitapun telah mencicipi perayaan perjamuan surgawi. Sebab Yesus sendiri juga berkata: “Barangsiapa makan dagingKu dan minum darahKu, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan Dia pada akhir zaman” (Yoh 6:54)
            Karena tujuan akhir kita di surga kelak adalah persatuan dengan Tuhan, maka Komuni kudus yang kita terima di dunia ini adalah semacam kenyataan yang akan mencapai kesempurnaannya di surga kelak. Maka Ekaristi menuntun kita semua untuk mencapai tujuan akhir, di mana persekutuan dengan Allah dan sesama mencapai kesatuan yang sempurna, yaitu “keadaan persatuan dengan Kristus, yang pada saat yang sama membuatnya mungkin untuk masuk ke dalam kesatuan yang hidup dengan Allah sendiri, sehingga Tuhan dapat menjadi semua di dalam semua (1Kor 15:28).”

Sumber :
Katekese Liturgi
Pra-Misa Hari Minggu 2013

MENGENAL KITAB  PENGKHOTBAH
                        PENULIS : Sang penulis bercerita mengenai dirinya sendiri dalam Pasal 1, ayat 1 : yaitu sebagai anak Daud, raja di Yerusalem. Keterangan itu ditambah ucapannya mengenai kekayaannya, kearifannya serta kegiatannya dalam bidang pembangunan, menunjuk kepada satu orang – Salomo.
            JUDUL : “Pengkhotbah” berarti orang yang sering berkhotbah di depan kumpulan orang.
TEMPAT: Pengkhotbah adalah kitab ke-4 dari lima kitab Puisi dan kitab ke-21 dari Perjanjian Lama.
RINGKASAN BUKU :
Salomo menjelaskan kepada para pembacanya apa yang telah dipelajarinya dalam hidupnya sendiri, yaitu : Betapa pun kaya Anda atau hebatnya Anda, itu kurang penting. Yang paling penting ialah untuk mengasihi serta mematuhi Allah.

   BERITA PASTORAL
1.      Bagi calon Babtis | Katekumen Dewasa agar mendaftarkan diri ke Sekretariat Paroki; sebab pelajaran baru dimulai
2.      Bagi calon penerima Komuni I diharap mendaftarkan diri kepada Pembina BIAK. Usia 10 tahun atau kelas IV SD
3.      Babtisan Bayi diadakan setiap hari minggu ke-3 dalam bulan. Bila ada :
A.      Orang tuanya supaya melapor ke Pastor terlebih dahulu jauh sebelumnya, karena orangtuanya perlu pelajaran pembelakan terlebih dahulu
B.     Mengisi Formulir Babrisan yang diketahui Ketua Lingkungan.
4.      Kolekte tanggal 10 Februari 2013 :
Kolekte I  : Rp 943.200,00
Kolekte II : Rp 643.200,00
5.      Pertemuan APP-2013 Lingkungan “Regina Prophetarum”(Ratu Para Nabi)
-          Pertemuan I           : Kamis, 14 Februari 2013, jam 19.00
              Di P. Yosef Harjanto
-          Pertemuan II         : Kamis, 21 Februari 2013, jam 19.00
              Di B. Endang | B. Hasmino
-          Pertemuan III        : Kamis, 28 Februari 2013, jam 19.00
              Di P. Djono
-          Pertemuan IV        : Kamis, 7 Maret 2013, jam 19.00
                Di P. Enggar

12 komentar:

  1. Baru buka blognya, JEDER !!! Eh artikelnya langsung up date :D hahaa..

    BalasHapus
  2. Menjelang paskah ya kak? Paskahnya tanggal berapa nih?

    BalasHapus
  3. Iblis emang sering menggoda iman manusia.
    Hanya saja manusia juga mudah sekali tergoda.

    BalasHapus
  4. owalah, ini to yang kamu buat di kelas tadi ten?

    BalasHapus
  5. Ini terbit tiap minggu atau tiap edisi?

    BalasHapus
  6. Ijin print buat referensi mingguan yaa kak :D

    BalasHapus