Jumat, 22 Februari 2013

KOKI Edisi 219 (Komunikasi Umat Paroki Regina Pacis Magetan)

        (HARI MINGGU PRAPASKAH II)
Yesus memburu 3 murid spesial yakni Petrus, Yakobus dan Yohanes di atas gunung untuk berdoa. Tapi apa yang terjadi. Sementara berdoa, ternyata murid itu tertidur  Apa artinya? Bisa jadi tubuh kita bangun, hadir di Gereja tetapi roh kita tertidur. Kita bernar berdoa, tapi ketika ada masalah kita langsung umpat, kecewa dan marah bahkan bikin masalah lain. Oleh sebab itu. Yesus ingin kita bangun dari tidur, bangun dari kehidupan rohani. Bagaimana ini dipahami?

            Pertama, Orang tidur biasanya cirinya tak cepat mengerti. Begitulah yang dialami Petrus tak mengerti apa yang dikatakan. Petrus tak tahu tujuan kepergian Yesus yang akan digenapiNya di Yerusalem : menderita, wafat, dan bangkit. Petrus takut kehilangan resiko, tak rela kehilangan sesuatu untuk iring Yesus. Bukankah ikut Yesus harus memanggul salib?
            Kedua, Orang tidur umumnya tak menghasilkan karya apa-apa. Maka ketika bangun dari tidur, Petrus melihat kondisi enak, bahagia dan mulia, ia cepat mau mendirikan kemah di tempat itu. Kemah symbol kenyamanan, mau enak tinggal selamanya di situ. Namun mereka tersadar : harus mendengarkan Tuhan. Artinya Yesus mulia dan berubah rupa tetapi harus melewati penderitaan dan salib. Maka tak ada kemuliaan tanpa bekerja keras dan pengorbanan. Yesus ajarkan bahwa kemuliaan diraih ketika kita berani menderita dan berkorban melakukan kehendak Allah.
            Ketiga, di gunung mereka mengalami kemuliaan dan kebahagiaan. Tapi kebahagiaan dan kemuliaan bisa diraih saat mereka turun dari  gunung. Turun dari gunung berarti siap sedia untuk melayani, memberikan hidupnya untuk keselamatan orang lain. Petrus harus menggembalakan umatnya, Yakobus menjadi martir, Yohanes menjadi murid yang disayangi Yesus, mereka setia mengikut Yesus sampai mati.

­­­Senin, Daniel 9:4b-10; Mzm 79; Luk 6:36-38
Masa prapaskah adalah saat yang tepat untuk mengolah kemurahan hati. Wujud kemurahan hati lebih menekankan praktek suka mengampuni, tak menghakimi, dan mencurahkan pemberian kasih dengan ikhlas.
Selasa, Yes 1:10.16-20; Mzm 50; Mat 23:1-12
Masa tobat adalah saat berahmat meraih kerendahan hati. Kerendahan hati bisa dilakukan dengan mengambil inisiatif untuk mengangkat beban sesama, melayani lebih utama daripada dilayani, menyingkirkan kesombongan, ingin pamer, dipuji dan tinggi hati.
Rabu, Yer 18:18-20; Mzm 31; Mat 20:17-28
Masa prapaskah adalah jalan melihat kedudukan, kuasa, jabatan publik sebagai sebuah kepercayaan dari Allah untuk melayani, fasilitas untuk berkorban demi kesejahteraan dan membangun kerajaan Allah.
Kamis, Yer 17:5-10; Mzm 1; Luk 16:19-31
Masa tobat adalah saat yang tepat memuliakan Allah dengan harta, kekayaan, materi yang kita miliki. Ketika kita lupa atau tidak berbuat cinta kasih kepada sesama kita yang berdosa. Jangan buta terhadap kekayaan sebab harta kekayaan tidak bisa menolong kita masuk surga.
Jumat, Kej 37:3-4.12-13.17-28; Mzm 105; Mat 21:33-46
Masa tobat adalah masa untuk lebih bertanggung jawab atas iman dan anugerah rohani yang kita terima dari Allah. Jangan malas, kikir melainkan mencari peluang untuk maju dalam kasih, makin beriman dan setia.
Sabtu, Mi 7:14-15.18-20; Mzm 103; Luk 15:1-3.11-32
Masa puasa dan pantang adalah saat melihat kerapuhan dan ketakberdayaan kita namun disayangi Allah luar biasa sampai wafat di salib. Kembali pada Allah, bertobat adalah jalan kita memiliki sukacita.
Minggu, Kel 3:1-8.13-15; Mzm 103; 1Kor 10:1-6.10-12;
Luk 13:1-9 (HARI MINGGU PRAPASKAH III)
Tidak selalu keburukan dikaitkan dengan dosa. Tapi orang diajar pentingnya tobat. Meski kita tak mencuri, membunuh, tapi kerap kita suka menipu, malas, marah, enggan berbuat baik. Saatnya bertobat.

Belajar dari Tokoh Kitab Suci:  LOT
Tetapi Lot menetap di kota-kota Lembah Yordan dan berkemah di dekat Sodom. (Kejadian 13:12)
Mungkin Anda telah mendengar perkataan kuno ini : “Ada tiga macam orang di dalam kehidupan—mereka yang membuat hal-hal itu terjadi, mereka yang mengamati hal-hal itu terjadi, dan mereka yang berkata, “Apa yang terjadi?”
Lot nampaknya telah menjadi seorang anggota kategori yang ketiga. Ketika Anda membaca tentang dia di dalam Alkitab, Anda akan mendapat kesan tentang seorang yang plin-plan sepanjang hidupnya, mengambil jalan yang tidak beresiko. Sepertinya ia tidak pernah mau bergelut dengan pertanyaan-pertanyaan sulit seperti Apakah yang merupakan akibat-akibat jangka panjang dan pilihanku ini? atau aku ingin mengetahui apa yang Tuhan ingin aku lakukan? Sebaliknya, ia hidup untuk saat itu saja. Ia tidak pernah menyandarkan dirinya pada kebenaran Allah, dan akibatnya ia hanyit oleh suatu budaya yang buruk hingga ke tempat-tempat yang mungkin ia tidak ingin melangkah. Lot dan keluarganya mengalami kematian, hubungan seks antar saudara, dan aib karena ia mengizinkan lingkungan itu untuk membentuk  dan menentukan arah hidupnya.

            Apakah Anda plin-plan? Apakah Anda mempunyai keyakinan yang pasti tentang bagaimana Allah mengharapkan Anda untuk hidup? Sudahkan Anda menyandarkan diri pada kebenaran Allah? Apakah Anda mempunyai beberapa sasaran yang pasti dalam pandangan Anda? Jika Anda tidak mengambil langkah-langkah khusus untuk menempatkan diri Anda di bawah petunjuk Allah, Anda akan menjadi seperti Lot, salah satu dari orang-orang lemah yang selalu berakhir pada kekacauan demi kekacauan. Hidup Anda akan menjadi suatu contoh yang tragis dari apa seharusnya telah terjadi.
(Life Lessson From The Bible)

Katekese Liturgi : Spiritualitas Ekaristi
Tinggal Dalam Kristus dan Berbuah
            Masa Prapaskah sekali lagi memberiikan kepada kita sebuah kesempatan untuk merenungkan inti terdalam dari kehidupan seorang kristen, yaitu : tinggal dalam Kristus dan berbuah perbuatan amal kasih. Inilah saatnya kita untuk memperbaharui perjalanan iman kita, baik sebagai individu maupun sebagai bagian dari komunitas. Perjalanan ini ditandai dengan doa dan berbagi, hening dan berpuasa, sebagai antisipasi menyambut sukacita paskah.
            Setiap orang pasti ingin agar hidupnya berhasil, sukses dalam meraih prestasi, jabatan, kekuasaan atau kekayaan. Ia merasa puas, bangga dan bahagia jika berhasil mendapatkan semuanya. Ini tentu baik namun mengangdung bahaya. Orang yang orientasinya adalah hidup yang berhasil, cenderung menjadikan diri sendiri sebagai pusat hidupnya. Ia akan bercerita mengenai keuletannya, perjuangannya, ketekunannya dalam meraih ini dan itu. Ia cenderung memuji dirinya sendiri dan jatuh dalam kesombongan.

            Berbeda dengan orang yang berbuah. Orang yang berbuah memusatkan hidupnya pada Tuhan. Hidup yang berbuah tampak dalam dalam kerendahan hati karena sadar bahwa yang menjadikan dirinya bisa begini dan begitu adalah Tuhan, bukan usahanya sendiri. Kita perlu menyadari bahwa tanpa Tuhan, kita tidak bisa berbuat apa-apa. Yesus adalah pokok anggur yang benar dan kita ranting-rantingnya. “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barang siapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam Dia, Ia berbuah banyak sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa” (Yoh 15:15)
            Sebagai murid-murid Kristus, kita diharapkan menghayati spiritualitas hidup yang berbuah bukan hidup yang berhasil (bdk. Yoh 15:8). Oleh karena itu, marilah kita selalu tinggal dalam Kristus dengan semakin tekun berdoa dan secara istimewa merayakan Ekaristi. Sebab, Ekaristi adalah puncak kesatuan kita dengan Kristus. Melalui komuni suci, kita bersatu dengan Dia. Ia tinggal dalam kita dan kita dalam Dia. Maka hidup kita akan semakin berbuah dalam “kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah-lembutan, penguasaan diri” (Gal 5:22-23)

MENGENAL KITAB  KIDUNG AGUNG
                        PENULIS : Pengarang Kitab Kidung Agung ialah Salomo, Pasal 1, ayat 1 berbunyi, “Kidung agung dari Salomo”
            JUDUL : “Kidung Agung” berarti “Nyanyian yang paling indah dari semua nyanyian.”
TEMPAT: Kidung Agung adalah kitab ke-5 dari lima kitab Puisi, dan kitab ke-22 dari Perjanjian Lama
RINGKASAN BUKU :
Kidung Agung karangan Salomo ialah nyanyian cinta yang sangat indah. Kitab itu merupakan sajak dan pelukisan. Di dalamnya dikisahkan kemesraan antara sepasang suami istri. Digambarkannya cinta sejati, yaitu cinta yang membuat seseorang bersedia mengorbankan segala-galanya bagi orang yang dicintainya.

   BERITA PASTORAL
1.      Bagi calon Babtis | Katekumen Dewasa agar mendaftarkan diri ke Sekretariat Paroki; sebab pelajaran baru dimulai
2.      Bagi calon penerima Komuni I diharap mendaftarkan diri kepada Pembina BIAK. Usia 10 tahun atau kelas IV SD
3.      Babtisan Bayi diadakan setiap hari minggu ke-3 dalam bulan. Bila ada :
A.      Orang tuanya supaya melapor ke Pastor terlebih dahulu jauh sebelumnya, karena orangtuanya perlu pelajaran pembelakan terlebih dahulu
B.     Mengisi Formulir Babrisan yang diketahui Ketua Lingkungan.
4.      Kolekte tanggal 17 Februari 2013 :
Kolekte I  : Rp 1.701.000,00
Kolekte II : Rp 800.000,00
5.      Pertemuan APP-2013 Lingkungan “Regina Prophetarum”(Ratu Para Nabi)
-          Pertemuan III        : Kamis, 28 Februari 2013, jam 19.00
              Di P. Djono
-          Pertemuan IV        : Kamis, 7 Maret 2013, jam 19.00
                Di P. Enggar
6.      Misa Novena Abadi tanggal 28 Februari 2013 dilanjutkan dengan rosario, misa dan adorasi.                          - Pukul : 18.00
- Tempat :Gereja Paroki  Pacis Magetan
7.      Jalan salib diadakan setiap Jumat
Pukul                : 17.00
Tempat                        :Gereja Paroki Regina Pacis Magetan

2 komentar: