Minggu, 17 Maret 2013

Renungan Harian Katolik 17-24 Maret 2013


 Yes 43:16-21; Mzm 126; Flp 3:8-14; Yoh 8:1-11

            Yesus tahu bahwa perempuan itu bersalah, berdosa, namun yang hebat adalah Yesus bukannya menghukum melainkan malah mengampuni, dan memberi kesempatan untuk hidup lebih baik. Beranikah kita menyadari berapa pentingnya sebuah pengampunan? Bagaimana harusnya mengampuni itu?

            Pertama, Yesus tidak mengingat hal-hal dulu dosa perempuan itu. Justru yang dilakukan Yesus memberi peluang untuk bangkit dengan harapan dan masa depan baru.
            Kedua, Pengampunan justru membuat perempuan itu mengenal Tuhan semakin dalam akan kasih dan kerahimanNya. “Aku tak menghukum engkau, pergilah dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang”.
            Ketiga, Ketika orang banyak dan Orang Farisi mungkin menyeret, menghujat, menghakimi dan melempari dengan batu, tetapi Yesus membungkuk (menyetarakan diri, berempati) menulis ke tanah. Bukan menyetujui dosanya melainkan belajar memahami dan mengerti sebuah kelemahan dan kerapuhan manusia yang sering jatuh dalam dosa. Memberikan peneguhan bahwa ia bisa bertobat, melupakan sampah dosa dan belajar memperoleh Kristus.
            Keempat, Siapakah yang tak pernah berdosa? Yesus ingin agar kita bercermin diri, bahwa ternyata setiap orang pernah melakukan dosa. Maka baiklah kita tak boleh langsung menghakimii dan menghukum mereka. Lebih tepat perbaiki dulu diri kita, benahi apa yang masih kurang dan tingkatkan untuk lebih berbuat kasih pada orang yang sulit bertobat. Tegurlah sesama kita dengan kasih dan kelembutan sebab kita pun juga bisa berbuat dosa pula. Tujuan Allah memberi kesempatan lagi adalah agar kita sadar dan bertobat. Karena itu ampunilah kesalahan orang, hiduplah dalam kasih dan damai Allah.

­­­Senin, Dan 13:1-9.15-17.19-30.33-62; Mzm 23;
Yoh 8:1-11
Menghakimi adalah tindakan orang yang tak mengenal Allah, dosa dan merugikan banyak orang. Yesus justru menunjukkan pengampunan dan beri kesempatan untuk memperbaiki diri. Jangan berbuat dosa lagi.
Selasa, 2 Sam 7:4-5a,12-14a; Mzm 89; Rm 4:13,16-18,22; Mat 1:16,18-21,24
Keterpilihan St Yusuf menjadi ayah untuk mendampingi Maria dan Yesus, menggugah para ayah bahwa berapa pentingnya sikap takwa dan lurus hati untuk mengurus keluarga dengan iman yang kuat.
Rabu, Dan 3:14-20,24-25,28; Yoh 8:31-42
Karya perbuatan Yesus menunjukkan bahwa ia datang ke dunia atas kehendak Allah. Karya Yesus mengungkapkan keluhuran kasih Bapa di tengah dunia.
Kamis, Kej 17:3-9; Mzm 105; Yoh 8:51-59
Dengan mentaati dirman Tuhan, maka setiap orang akan beroleh keselamatannya di dalam Yesus, sebaliknya orang yang menyangsikan Yesus akan jatuh ke dalam maut. Sabda Allah adalah sabda yang memberi hidup.
Jumat, Yer 20:10-13; Mzm 18; Yoh 10:31-42
Prasangka kerapkali menutup mata hati seseorang untuk menemukan kebenaran. Pekerjaan yang dilakukan Yesus mengantar untuk semakin mengenal dan mencintai Allah. Jangan ragukan karya Allah.
Sabtu, Yeh 37:21-28; Yer 31; Yoh 11:45-56
Kebencian mengantar orang kepada tindakan kejahatan. Karena kehilangan simpati, tidak sedikit orang tidak mampu melihat perbuatan kasih. Rencana pembunuhan adalah bukti bahwa orang telah tertutup hatinya oleh kebencian dan iri hati.
Minggu, Yes 50:4-7; Mzm 22; Flp 2:6-11;
Luk 22:14-23:56 (Minggu Palma)
Tujuan kedatangan Yesus di dunia adalah untuk mewujudkan Kerajaan Allah, Kerajaan kasih dan damai. Meski harus menderita di salib, CintaNya telah mengalahkan maut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar