Minggu, 24 Maret 2013

Renungan Harian Katolik 24-31 Maret 2013


 Yes 50:4-7; Mzm 22; Flp 2:6-11; Luk 22:14-23:56

            Minggu Palma sering disebut juga mengenang sengsara Tuhan. Di saat akhir hidup Yesus terlihat Dia begitu tenang dan siap menghadapi maut yang tak terelakkan. Di sinilah kita diajar untuk jadi orang besar sebab diberi semangat hidup saat mengalami derita, masalah dan kesulitan hidup. Anugerah apa yang Yesus wariskan untuk kita?

            Anugerah pertama, bagaikan cawan dan roti yang siap dipecah dan dibagi-bagikan. Kehidupan diraih dengan keberanian kita untuk dipecah dan dibagikan bagi sesama. Kita diminta untuk berbuat dan mengenangnya. Beranikah berkat dan rahmat yang kita terima dari Allah dipecah-pecah dan dibagi-bagikan untuk sesama kita agar mereka beroleh hidup?
            Anugerah kedua, Yesus diberi kuasa bukan untuk kekerasan, mencari jabatan, gila hormat dan memerintah dengan tangan besi melainkan untuk melayani dan mengasihi. Yesus memberi contoh sebagai pemimpin yang melayani. Kita harus berada di tengan sebagai pelayan bagi sesama. Inilah panggilan dan perutusan hidup kita: hamba yang melayani.
            Anugerah ketiga, Berdoalah jangan sampai kita jatuh dalam pencobaan. Inilah anugerah penting bahwa hidup kita banyak cobaan, maka jangan sampai kita tidur alias tak menghasilkan apa-apa. Doa yang sunngguh-sungguh membuat kita kuat menghadapi godaan dan cobaan apa pun.
            Anugerah keempat, meski Dia mau mati, ada derita Yesus justru masih memberi berkat puteri Yerusalem dan mengampuni mereka. Saat kita menderita sikap, perbuatan dan tutur kata apa yang bisa kita sumbangkan untuk menuliaan Allah dan kebaikan sesama? Hebat sekali seorang kepala pasukan bersaksi: sungguh orang ini adalah orang besar.

­­­Senin, Yes 42:1-7; Mzm 27; Yoh 12:1-11
2 sikap menjelang sengsara Yesus: ketidaktulusan Yudas Iskariot dalam memperhatikan orang miskin, kedok untuk obsesi harta kekayaan sebaliknya Maria menunjuk perbuatan tulus dan Tuhan suka.
Selasa, Yes 49:1-6; Mzm 71; Yoh 13:21-33.36-38
Yudas berkhianat tapi Petrus menyangkal, kalau Yudas Iskariot tak bertobat, Petrus menyesal dan bertobat. Yudas mati gantung diri, Petrus sebagai pemimpin.
Rabu, Yes 50:4-9a; Mzm 69; Mat 26:14-25
Yudas berkhianat memakai kedok dengan cara mencium, bukan aku Tuhan? Kejahatan dinbungkus dengan sikap suci, saleh, alasan keagamaan. Waspadai sikap memakai kedok atau topeng tapi hatinya jahat.
Kamis Putih, Kel 12:1-8,11-14; Mzm 116;
1Kor 11:23-26; Yoh 13:1-15
Hidup itu melayani begitulah yang dihayati Yesus dalam pembasuhan kaki. Melayani membutuhkan kerendahan hati, ketulusan dalam bekerja, dalam pelayanan ada penebusan dan tindak penyelamatan jiwa.
Jumat Agung, Yes 52:13-53:12; Mzm 31;
Ibr 4:14-16; 5:7-9; Yoh 18:1-19:42
Jumat agung, Dimana letak keagungannya? Keagungannya terletak bahwa Yesus mengalahkan kejahatan dengan kebaikan. Yesus disalib karena kita berdosa. Dia tidak melawan dengan kekerasan melainkan kelembutan dan kasih serta pengampunan.
Sabtu Suci, Kej 1:1-2:2; Mzm 104; Luk 24:1-12
Yesus bangkit dari kubur, Dia mengalahkan kematian. Ia membawa perubahan dan memberi hidup baru dan hati batu agar kita bangkit dari kegagalan dan maju dalam kasih.
Minggu Paskah, Kis 10:34.37-43; Mzm 118; Kol 3:1-4;
Yoh 20:1-9
Kebangkitan Yesus menuntun kita untuk hidup bersama Tuhan dan makin hidup dalam kegembiraan dan harapan bagi dunia sekarang ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar