Minggu, 12 Mei 2013

Renungan Harian Katolik 12 Mei - 19 Mei 2013


Minggu, Kis 7:55-60;Mzm 97;Why 22:12-14,16-17,20; Yoh 17:20-26
                Salah satu tiang dari hidup menggereja adalah Koinonia (kesatuan). Gereja adalah persekutuan. Pesekutuan diperoleh berkat pembaptisan. Dengan baptis kita menjadi saudara bagi yang lain. Persekutuan makin erat bila kita sanggup mengkomunikasikan diri dengan baik dalam karya, pelayanan dan doa.
Untuk menjadi satu atau kesatuan (koinonia) maka perlu diperhatikan hal penting ini:

                Pertama, Prinsip kesatuan bukan keseragaman. Maksudnya umat harus menghargai perbedaan orang lain, kita harus menerima perbedaan orang lain. Prinsip kesatuan adalah saling menerima, saling menghargai, saling menghormati, saling mendukung. Dalam kesatuan ada kreatifitas bukan kebosanan. Kita bisa membayangkan kalau semua tubuh seragam, kaki semua, atau hidung semua, pasti jelek dan tak bagus. Kesatuan bukanlah keseragaman.
                Kedua, Tujuan kesatuan itu adalah agar dunia percaya. Kita boleh berbicara tentang Tuhan tapi kalau kita saling menyerang, saling menjatuhkan dan menjelekkan satu dengan yang lainnya dunia akan menertawakan kita. Belajarlah dewasa menerima orang lain, jangan egois dan merasa diri paling benar. Kita menyadari bahwa musuh kita bukan teman, atau orang yang berbeda dengan kita, melainkan iblis-setan.
                Ketiga, Kita harus makin mengenal hati dan dan rencana Allah. Ketika kita tak memahami hati dan pikiran Allah maka muncul hambatan. Orang yang suka ribut, marah-marah berarti tak mengenal isi hati dan rencana Allah. Sebab hati Allah adalah hati yang mengerti perbedaan, penuh syukur karena menjadikan perbedaan itu sebagai bagian dari kreatifitas yang indah dari dunia ini.
Senin, Kis 19:1-8; Mzm 68; Yoh 16:29-33
Bukan kegagahan tubuh atau kebijakasaan sabdaNya yang menyebabkan para murid tertarik kepada Yesus dan percaya kepadaNya, melainkan iman bahwa Dia berasal dari Bapa di sorga. 
Selasa, Kis 1:15-17,20-26; Mzm 113; Yoh 15:9-17
Yesus mengundang para muridNya untuk hidup dalam cinta kasih. Cinta Yesus sendirilah yang menjadi modelnya. Yesus juga menegaskan bahwa murid harus pergi dan menghasilkan buah yakni cinta kasih.
Rabu, Kis 20:28-38;Mzm 68; Yoh 17:11b-19
Yesus mendoakan para murid di hadapan BapaNya, agar tetap rukun bersatu, saling menaruh cinta kasih, gembira dan percaya. Dia berdoa agar muridnya juga terluput dari segala yang jahat dan hidup benar.
Kamis, Kis 22:30;23:6-11;Mzm 16; Yoh 17:20-26
Menjadi satu itulah doa Yesus. Prinsip kesatuan bukanlah keseragaman, tujuan kesatuan adalah dunia percaya, perbedaan adalah  kreatifitas Allah.
Jumat, Kis 25:13-21;Mzm 103; Yoh 21:20-25
Syarat untuk menjadi pemimpin atau gembala bukan ijazah, keahlian, ketrampilan, kepintaran melainkan karena mengasihi Yesus. kita dipercaya untuk mencintai dan menjadi cinta bagi sesama yang lainnya.
Sabtu, Kis 28:16-20,30-31;Mzm 11; Yoh 21:20-25
Yohanes berbicara tentang dirinya sebagai murid yagn dikasihi Yesus dan sebagai saksi dari peristiwa-peristiwa kehidupan Yesus. Dan kesaksian itu benar. Siapa pun tak akan rugi bila mengimani Yesus.
Minggu, Kis 2:1-11;Mzm 104; rm 8:8-17; Yoh 14:15-16,23b-26
Apa peran Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya? Roh kudus berperang penting sebagai penolong hidup kita, Dia berperan sebagai roh kebenaran. Dan Roh kudus berperan sebagai Roh yang menyertai kita sampai kesudahan zaman. Bersyukurlah bahwa Roh kudus setia menyertai hidup kita sampai akhir zaman.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar