Rabu, 25 Juli 2012

Sayembara Kamera Cinta

 “Kaaaaakk,, buruan !!”. Terdengar terikan kesal seorang gadis kecil yang bernama Vita. Kekesalannya pagi ini terulang lagi, bahkan hampir setiap hari, bagaimana tidak kakak laki-lakinya yang bernama Igor selalu membuatnya kesal lantaran membuat dirinya hampir sering terlambat datang ke sekolah.


 “Sebentar lagi... !!” Balas Igor setengah berteriak.
 Seperti biasanya Igor selalu telat datang ke sekolah. Saat pintu gerbang sekolah akan ditutup atau bahkan saat guru sudah hampir masuk ke kelas. Bahkan terkadang ia harus rela kembali pulang karena tidak diizinkan masuk kesekolah. Yah.. salah sendiri hampir setiap hari menjadi langganan BK atau murid kesayangan begitu kata teman- temannya. Hari ini Igor mendapat sedikit keberuntungan. Saat pintu gerbang sekolah hampir tertutup rapat ia bergegas turun dari mobil dan mendobrak satpam yang ada di depannya.

 “Telat lagii ?” Tanya Beny teman sebangku Igor.

 “Kali ini Neptunus ditangan gue!” Igor membalas pertanyaan temannya dengan nada sedikit membesar.

 “Makannya masalah rambut aja loe buat lama, kayak cewek sih loe” Kata Benny sambil mengacak- acak rambut temannya itu.

 “Apaan sih loe, ini bukan gaya cewek tapi ini mahkota gue tau. Emang cewek doang yang boleh punya mahkota.? Kebayang gak sih lo kalau kepala loe licin, gak ada rambutnya, mengkilap, trus pas kena sinar matahari panas, berminyak, entar dikiranya mau goreng pisang lagi. Haa..haaa...haaahaa..”

 Belum selesai Igor tertawa, Bu Rista guru yang dianggap paling sangar di sekolah Igor mengagetkan sekaligus menghentikan tawaan Igor yang sekarang berubah menjadi ketegangan.

 “Igor! Apa yang kamu tertawakan? Ada yang lucu dengan pelajaran saya?.” 

 “Eee..Aannuu Buk anuu..” elak Igok dengan nada terbata-bata.

 “Anuu..Anuu, Anu apanya??” Bentak Bu Rista dengan melotot seakan-akan bola matanya siap untuk meloncat keluar.

 “Anunya anu Buk..!!” Teriak salah seorang teman Igor yang dibarengi dengan tawaan murid-murid yang lain. 

 “Eenggak buk, saya cuma batuk- batuk aja. Heemhemm, heekhheekhuukh!” Dengan cepat Igor mengelak perkataan temannya yang menjadi bahan tawaan seluruh isi kelas sambil berakting berusaha meyakinkan gurunya itu.

 “Mau bohong apa lagi kamu?? Kamu kira saya pacar kamu pake akting segala?” Bu Rista membungkungkan kepalanya seakan-akan berteriak di telinga Igor sambil mengkerutkan keningnya.
 Seluruh isi kelas serentak tertawa mendengar ucapan Bu Rista tak terkecuali dengan Igor, ia juga tersenyum berusaha menahan tawanya.

 “Igoooorrrr...!!” Teriakan Bu Rista meledak seketika. Istirahat pertama yang biasanya digunakan Igor untuk mengisi perutnya dengan Mie ayam Mang Akung sekarang tidak bisa dinikmatinya. Ia terlalu sibuk dengan urusan BK dan ceramah guru lagi. Walau pagi ini ia selamat dari ancaman BK karena terlambat datang kesekolah siang hari seusai pelajaran ia kembali mengukir namaya dalam Buku Kasus karena membuat onar dikelas.

 ***

 Malam sehabis menerima telepon dari Benny, Igor melamun di jendela kamarnya. Tak disangka Benny teman dekat Igor sudah tak sendiri lagi. Rena cewek manis yang jadi dambaan separuh cowok-cowok di kelas mereka, akhirnya menerima pernyataan cinta Benny lewat puisi buatan Igor. 

 Igor memang mahir dalam membuat puisi terutama yang bertemakan cinta. Namun hingga sekarang tak satupun ada cewek yang nempel sama Igor walau dikasi puisi sekalipun seperti yang dilakukan Benny. Bukan karena Igor tidak tampan atau kurang maco. Justru Igor punya semua itu. Namun ada satu hal yang membuat cewek-cewek disekolahnya berpikir berkali-kali bila menerima cinta Igor karena Igor sangat takut dengan yang namanya Kamera, hasil cetakan foto pokoknya semua yang berbau Kamera. Mendengar suara atau kedipan cahaya kamera saja sudah membuatnya ingin muntah bahkan sampai pingsan apalagi memegangnya. 

 Hal ini berawal saat Igor masih kecil. Igor diajak keluarganya berkunjung ke Candi Borobudur. Perjalanan dari rumah Igor sampai ke wilayah Candi Borobudur bisa dibilang cukup melelahkan, apalagi untuk anak kecil seusia Igor saat itu. Sesampainya disana, Igor yang masih dalam keadaan lelah plus mengantuk diajak berfoto dengan ibunya. Cahaya kamera didepannya dengan sigap menerkam mata Igor yang masing belum sadar benar. Igor terdiam, terbujur kaku tak bergerak sedikitpun. Ibunya panik seketika, semua pertanyaan dan goyangan tangan ibunya ketubuh Igor tak dihiraukannya. Tatapan matanya jauh dan tak berkedip sedikitpun. Igor pun tak sadarkan diri. Hal itulah yang membuat Igor sampai sekarang alergi banget sama yang namanya kamera.

 Sudah hari ke-4 ketika terakhir Igor dimarahi Bu Rista. Tidak nampak seperti biasanya, kebiasaan Igor yang sering bolak balik ruang BK, kini tak terulang lagi. Hari ini seperti yang digosipkan teman- temannya, kelas Igor akan kedatangan seorang siswi baru pindahan dari Prancis yang tak lain adalah anak pemilik sekolah tempat dimana Igor bersekolah. 

 “Selamat pagi anak-anak.” Bu Rista mengawali pembicaraan dengan didampingi oleh seorang gadis. Gadis yang tak lain adalah siswi pindahan dari prancis itu. Seperti yang dibayangkan Igor, gadis itu amat cantik, putih, tinggi, dan memiliki lesung dikedua pipinya yang membuatnya terlihat sangat manis dan mempesona. Gadis itu tersenyum mengawali tatapannya ke seluruh isi kelas yang kedapatan tengah memandanginya dengan lekat.

 “Ini teman baru kalian pindahan dari Prancis namanya Icha Vanessa” Bu Rista kembali berbicara menyadarkan seluruh isi kelas yang tak berhenti menatap gadis itu. 

 “Morning, nice to meet you” kata Gadis yang ternyata benama Icha itu.

 Hari demi hari berganti setelah bergabunagnya Icha di kelas Igor. Kini Icha menjadi dambaan cowok-cowok disekolahnnya. Banyak yang sudah menyatakan cinta pada gadis blesteran Prancis Manado itu, namun hingga saat ini tak satupun diterimannya. Icha terkenal dengan kecantikannya, tapi tidak itu saja, ia pintar dan hobby dengan yang namanya berfoto (termasuk kamera). Sangat bertolak belakang dengan Igor yang sama sekali tidak menyukai kamera. 

 “Plokk..!” sebuah tangan mendarat dibahu Igor.

 “Waw kira-kira dong loe..!” Igor membalas dengan muka cemberut.

 “Tau gak Loe si cewek blasteran itu buat sayembara. Barang siapa cowok yang paling kuat adu panco bakalan jadi cowoknya !!” kata Benny dengan nafas terengah-engah setibanya dari mading sekolah.

 “Yang bener sayembara apaan to, ngaco deh loe, mau ngerjain gue lagi?? Mana mau cewek secantik dia buat sayembara isinya gak jelas gitu !!” balas Igor sinis.

 “woeys , ya udah kalo loe gak percaya sono liat di mading.” Benny berusaha meyakinkan.
 “Idihh, ogah mending gue masuk BK seumur idup deh dari pada liatin mading..” Balas Igor sambil mengangkat bahunya. 

 “ Arrgghh, Letoy loe mending gue aja yang ngembat tu bule, hhaa..hhaa” Benny tertawa kegirangan.
 “Ooo.. perasaan gak ada kamus begituan, Icha tu bagian gua. Loe kan dah punya Rena. Dasaarr mupeng loe yee...!!” 

 “ Idiih sewoot bener loe, bukannya terimakasih keh. Cium nih pantat gue biar loe berhasil tu dapetin si bule bohay..!!” canda Benny.

 “Ogaahh dah yang ada kalo gue mau berhasil ngangkat si Icha ya ikut fitnes begoo !” Igor beranjak dari tempat duduknya meninggalkan temannya yang masih bengong dengan matanya yang melotot. 

 Tanpa keterangan yang sesungguhnya sepulang sekolah Igor selalu mampir ke tempat fitnes langganan ayahnya. Dengan berbekal harapan menjadi pacar cewek dambaan sekolahnya, Igor selalu rutin mengikuti olah raga dan tak pernah bangun kesiangan lagi. 

 ***

 “Chuy napa sih gak ada yang ngomongin masalah otot kek latihan fitnes kek,gue heran yang gue denger kok semua pada ngomongin hal yang gak enak didenger sih?” tanya Igor pada Benny.

 “Maksud loe foto??” Benny menjawab enteng.

 “iyee apa lagi, emang sebenernya sayembara apaan sih?” Igor bertanya meyakinkan.

 “Eem Yaa..a aa..adu pancoo lah, yang kuat and berotot ntuu yang dapetin si cewek bule..!” Benny membalas sedikit terbata-bata. 

 “Yakin loe sayembaranya begituan ?” Igor kembali meyakinkan.

 “ Iii..iia ngapain juga gue boong ama eluu,” Benny membalas dengan gugup.

 Sebenarnnya apa yang Benny katakan kemarin hanya bercanda. Tapi ia tak menyangka bahwa Igor secepat itu mempercayai kata-katanya dan berusaha keras mati-matian ikut fitnes. Benny tak tega mengatakan yang sesungguhnya karena ia tau bahwa sahabatnya itu tak mungkin berani ikut sayembara itu kalau Igor tau sesungguhnya sayembara itu adalah memfoto Icha. Igor kan alergi banget sama yang namanya kamera. Gimana bisa ikut coba?? 


 Hari yang dinantikan pun tiba. Pertandingan sayembara dimana persyaratan yang sesungguhnya tidak diketahui Igor pun dimulai. Dengan bangga dan gagahnya Igor berjalan sambil membawa sepucuk surat dan puisi untuk Icha melewati teman-temnnya yang asyik berbisik-bisik membicarakan dirinya. Igor tak menghiraukan, ia berpikir bahwa semua teman-temannya berbicara akan kemenangannya. Namun sebaliknya teman-temannya berpikir apakah Igor sanggup mengikuti sayembara?

 Begitu sampai di Aula sekolah tempat sayembara berlangsung, Igor syok berat. Kepalanya pusing seakan sebentar lagi ia ingin mengeluarkan semua isi perutnya. Dilihatnya seluruh peserta sayembara membawa berbagai jenis kamera sambil mencoba memfoto apa yang ada disekitar mereka. Serentak semua menatap Igor lekat, bagaimana bisa seorang Igor berani datang ketempat yang dipenuhi kamera dan foto-foto. Bahkan sekelompok cewek yang dulu pernah naksir Igor seketika tersihir kembali melihat kejantanan Igor yang berani datang ke Aula sekolah dan melupakan soal kamera demi gadis yang ia sukai. 

 Namun mereka salah, Igor tak tau apapun soal persyaratan sayembara. Igor melangkahkan kakinya. Perlahan- lahan mundur kebelakang sambil berusaha menutup mata dan mulutnya. Igor berlari keluar ruang Aula menuju kelasnya yang sunyi karena semua murid berada di Aula sekolah. Igor kecewa dengan Benny, sahabat yang dengan teganya membohonginya. Ia berusaha bangkit dan berharap agar tak ada yang memenangkan sayembara ini dan berniat akan menyatakan cinta pada Icha lewat surat dan puisi buatannya. 

 “Surat !! surat sama puisi gue mana?? Astaga..!!” Teriakan Igor menggema mengiringi kepanikannya. Igor baru sadar bahwa surat yang tadi dibawanya kini tak ada digenggamannya lagi. Karena yakin bahwa surat itu jatuh di Aula sekolah, Igor memberanikan diri kembali ke Aula sekolah untuk mengambil suratnya.

 “Peserta dengan nomor urut 12, Igor Saputra! Baik untuk peserta yang bernama Igor Saputra silahkan naik ke podium sebelum dinyatakan gugur.” Tanpa ia sadari namanya dipanggil sebagai peserta berikutnya. Dalam hitungan ketiga secara bertepatan Igor sampai di Aula dengan niat mengambil suratnya. 

 “Nah ini dia peserta kita yang paling istimewa. Tepuk tangan untuk Igor Saputra” Tiba-tiba pembawa acara yang tak lain adalah Rena pacar Benny memanggil nama Igor yang hanya bisa bengong dengan raut muka yang tegang dan gugup.

 “TTIIDDAAKK.!!” Igor berusaha menolak dan menghindar. Namun teman-temannya memaksanya untuk naik ke podium. 

 Tapi tatapan Icha membuatnya lupa akan apa yang sedang ia hadapi saat ini. Igor berjalan mengikuti iringan teman-temannya naik kepodium. 

 “Mana kamera loe?” kata salah seorang anggota penyelenggara sayembara.

 Igor masih bengong dengan tatapan yang gugup dan keringat yang tak henti-hentinya mengalir. Penyelenggara itu memberikan Igor kamera sedangkan didepanya Icha sudah siap berfose menunggu untuk di foto. 

 “Igor ayoo mulai..” kata Icha setengah berteriak dari depan Igor sambil tersenyum manis. 
 Senyum yang mematikan. Membuat Igor kembali tak sadar dengan apa yang sekarang dihadapinya. Tangan Igor bergetar hebat memegang sebuah kamera biru kecil .Ia berusaha mengarahkan kamera yang ada ditangannya ke arah Icha. 8 menit sudah terlewati, Igor belum juga dapat memfoto Icha sekalipun. Dengan sedikit kesal Icha kembali berteriak dan semakin membuat gugup Igor yang malang.

 “buurruuann Igor,, I’m “ kata Icha.

 Igor mengambil ancang-ancang. Meluruskan tangannya yang memegang kamera dan memalingkan wajahnya ke kiri sambil memejamkan mata. 

 “Cceekklliiikk..Whhaaaaaa..aaa..aa.a”Terdengar suara kamera dan teriakan keras Igor memecah keheningan suasana Aula yang sedaritadi menuggu respon apa yang akan dilakukan Igor.

 Tak lama setelah teriakan Igor yang meledak. Igor terjatuh dari tempat duduknya dan tak sadarkan diri. Igor yang amat sangat alergi dengan kamera kembali mempertontonkan ketakutannya akan kamera.

 Setengah jam berlalu. Benny yang sedaritadi duduk disebelah Igor, menemaninya dengan harapan tak terjadi apa-apa dengan temannya itu.tak lama kemudian, Igor akhirnya membuka mata setelah apa yang barusan ia alami.

 “Gorr, loe menang gor.. loe menang!! Icha pacar loe sekarang.. Akhirnya loe punya pacar juga. Akhirnya ada yang mau ama eluu gorr !!“ Seru Benny penuh antusius.

 “Yang bener loe?, gue menang??” mata Igor berkaca-kaca tak menyangka bahwa dirinya memenangkan sayembara konyol itu.

 “Kalo loe gak percaya liat tu siapa disamping loe..??” Benny menunjuk ke sebelah Igor yang tengah berbaring.

 “Mata Igor berbinar-binar. Ia tak menyangka bahwa Icha bisa menjadi pacarnya setelah apa yang ia lewati saat sayembara berlangsung. Matanya tak henti-henti menatap Icha dengan lekat. Digenggamnya tangan Icha sangat erat. 

 “Guueee pemenangnya......Guueeee.....Guuueee!!” Teriak Igor tak henti-henti.

 “Plaakk” tamparan yang lumayan keras mampir dipipi Igor. 

 “Gue menang..Gue menang.. Menang palee loe peang?? Ngeyel mulu loe, sana naek kepodium nama loe dipanggil tuh !!” Kata Benny menyadarkan Igor dari lamunannya.

============================================

Karya : IdaAyu Ary Adnyani Fost

2 komentar:

  1. Cakep!, ... berbakat jadi penulis novel tuh, terus dikembangkan yach, biar jadi novelis beneran.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahhaa, iyaa nih.
      tapi itu karya dari sahabat Fakta KIta :D
      Hehe, thanks loo

      Hapus