Rabu, 04 Januari 2012

Rebahku Dipangkuan Ibu

“Bu, hari ini ada ta’lim tidak?” tanyaku pada ibu.

“Tidak ada, tumben kamu bertanya seperti itu. Memang kenapa?”

“Hmm, Opik mau ajak ibu jalan-jalan. Bolehkan?”

“Boleh saja nak. Memang mau ajak ibu ke mana?”

“Nanti ibu akan tahu.” sengaja tidak kubilang agar menjadi surprise.


Optik menjadi tempat pertama yang kami datangi. 

“Nak, ini kan toko kaca mata. Memang kamu mau beli kaca mata ya?” menatapku dengan tanya.

“Hmm, Opik mau belikan buat ibu agar nyaman dalam membaca. Kaca mata lama kan sudah rusak, jadi mau diganti saja dengan yang baru. Moga ibu suka dan berkenan.”

“Tapi uang dari mana nak?” tanya ibu.

“Insya Allah ada bu.”

Toko sandal menjadi tempat kedua yang kami datangi.

“Nak, ini kan toko sandal. Memang kamu mau beli sandal ya?”

“Hmm, Opik mau belikan ibu agar nanti nyaman pergi ke ta’lim. Sandal lama kan sudah rusak, jadi mau diganti saja dengan yang baru.”

“Tapi uang dari mana nak?”

Insya Allah ada bu. Tenang saja.” bersama senyum tuk yakinkan ibu.

Toko emas menjadi tempat ketiga yang kami datangi.

“Nak, ini kan toko emas. Memang kamu mau beli emas ya? Untuk siapa? Calon isteri kamu ya?” tatap ibu dengan heran pertanyaan.

“Opik mau belikan untuk ibu, namun sayang uangnya belum cukup.”

Ibu hanya banyak terdiam. Lalu kami memutuskan untuk balik ke rumah. Aku menjadi tidak enak hati.

“Bu, duduk di sini ya. Opik mau ke belakang dulu.” kemudian membawa air, baskom dan kain yang telah kupersiapkan.

“Semua itu untuk apa nak?”

Terkejutnya ibu, semua alat itu kugunakan untuk mencuci dan membasuh kakinya.  

“Maafin Opik ya bu jika belum sepenuhnya menjadi anak yang berbakti dan dapat memberikan sesuatu yang berarti.” kurebahkan kepala dipangkuannya.

“Masya Allah nak. Bagai membutuhkan oksigen dalam kehidupan, seperti itu pula ibu membutuhkan kamu. Semua ini lebih dari cukup. Hari ini merupakan kado terindah yang membuat ibu bahagia.” ibu menengadahkan wajah, mengusap rambut dan memelukku.

“Opik sayang sama ibu.”

“Ibu juga sayang kamu nak.”

Berkaca-kaca mata kami berdua, pecah haru suka cita.


Biodata Penulis

Opik Hidayat adalah nama sebuah pena dari Taufik Hidayat, yang lahir dan besar di kota Bekasi pada tanggal 15 Oktober 1986. Sekarang ini menjadi operator warnet dan pulsa elektrik di Kayuringin. Menyukai puisi maupun cerpen yang bergenre melankolis. Pernah lolos dalam event Lomba Menulis Puisi/LMP di Group. Bercita-cita dan berkeinginan menjadi seorang Penulis Padi. Jika ada suatu saran atau keritik Opik dapat dihubungi di email atau Facebook dengan alamat opiksmr@yahoo.com dan hopik@rocketmail.com. Bisa juga menghubungi ke No 085714176186.

Karya : Opik Hidayat
Edited by : www.faktakita.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar