Minggu, 15 Januari 2012

TERLALU DINI TUK BERKATA

  Matahari telah terbit,ayam telah berkokok dan burung pun berkicau.Waktu menunjukkan pukul 06.00 pagi. Pagi itu hari pertama Reka masuk sekolah setelah 2 minggu liburan sekolah. Reka adalah siswa SMP yang baru naik kelas IX. Ia bersekolah di SMP Nusa Jaya Bandung. Ia seorang siswa yang gemar olahraga. Pagi benar setelah mandi dan sarapan, Reka segera mengeluarkan motor dari garasinya dan berangkat ke sekolah.


            Sesampainya di sekolah sudah banyak anak yang tiba. Banyak wajah-wajah baru di sekolah karena hari ini adalah hari pertama siswa baru kelas VII masuk untuk mengikuti MOS.Pukul 07.45 bel pun berbunyi semua murid berkumpul di lapangan untuk mengikuti upacara rutin hari Senin sekaligus upacara pembukaan MOS. Reka dan teman-temannya pun segera menuju lapangan.Sekitar 45 menit upacara pun berakhir,semua dipersilahkan kembali ke kelas kecuali pengurus OSIS dan siswa baru kelas VII.Reka tidak menjadi pengurus OSIS maka ia pun kembali ke kelas bersama teman-temannya. 
        
Di dalam kelas Reka bergurau bersama teman-temannya.Tiba-tiba salah satu teman Reka masuk ke kelas dan berkata,”Ah,aku nanti belum bisa pulang.” Siswa itu adalah Faris teman Reka yang menjadi salah satu pengurus OSIS. Reka segera menghampirinya dan berkata,”Kenapa memang ? Kamu dapat tugas mengisi acara MOS tahun ini ? ” “Hmm....... ya !”,jawab Faris. Kemudian Reka justru mengejeknya “Ha ha kasihan, aku nanti lebih awal pulangnya daripada kamu.” “Huh.Tak apa lah !”,kata Faris. Tiba-tiba terdengar sebuah pengumuman,”Assalamualaikum Wr Wb. Pengumuman.Pengumuman diberitahukan kepada seluruh pengurus OSIS yang menjadi panitia MOS tahun ini agar berkumpul di lapangan basket dan membantu siswa baru kelas VII untuk merapikan kelas mereka.” Reka pun segera mengejek Faris lagi “Wah baru saja diperbincangkan,sekarang kamu disuruh kembali lagi.Kasihan nanti kamu tidak pulang pagi !” Faris pun segera berkata,“Ah.. nanti saja aku ke lapangan basket.Lapangan basket kan dekat hanya barat kelas kita.” Memang benar lapangan basket berada tepat di barat kelas Reka dan Faris.Namun seharusnya Faris segera menuju ke lapangan basket karena sudah ada panggilan dari pembina OSIS.

Di lapangan basket beberapa pengurus OSIS sudah berkumpul.Ada satu orang yang belum hadir,tentu saja itu Faris.Karena menunggu Faris sudah terlalu lama maka semua pengurus OSIS pun segera membagi tugas dan menuju ke kelas bagian mereka masing-masing. Beberapa orang pengurus OSIS ditugaskan untuk menjaga kelas VII A-E.Kelas ini berada tepat di samping kelas Faris.Pengurus OSIS yang melihat Faris saat akan masuk ke kelas VII A-E segera menegur Faris “Hey, Faris kenapa kamu masih disini.Ayo cepat bantu kita!”,kata dua orang perempuan dan seorang laki-laki serentak. “Ah,ya ya aku akan keluar.Kalian duluan saja.”,kata Faris. Kemudian dua orang perempuan dan seorang laki-laki tadi pergi. Faris mengambil tasnya dan bersiap-siap untuk keluar kelas. Reka pun segera berkata sebelum Faris keluar,“Ris,perempuan tadi siapa ?” “Yang mana ? Mereka tentunya pengurus OSIS lah,bagaimana kamu ini ?” “Huh bukan begitu.Maksudku perempuan yang paling barat tadi namanya siapa ?”,kata Faris.  “Ooo.. siapa ya aku lupa namanya. He he.” “Huh bagaimana kamu ini ?”,gerutu Reka. ”Maaf aku lupa.Aku keluar dulu,sebelum dimarahi lagi.Sampai jumpa.”,kata Faris. “Ya sudah.Cepat sana!”,jawab  Reka.

Sesaat setelah Faris keluar.Ada seorang teman Reka berkata,”Namanya Mitha.” “Apa ?”,sahut Reka.Teman Reka yang bernama Alif tadi mengulangi perkataannya,”Namanya Mitha ?”. Reka segera menghampiri Alif.Reka bertanya pada Alif bagaimana dia bisa tahu.Alif ternyata adalah tetangga Mitha pengurus OSIS yang tadi menegur Faris.Entah mengapa Reka begitu senang setelah mengetahui nama perempuan tadi.Reka kembali ke tempat duduknya dan terus memikirkan perempuan tadi.Lama ia melamun tanpa disadari peremuan tadi ternyata ada di kelas VII B tepat di samping kelasnya.

Reka pun sangat terkejut.Mitha ternyata ada tak jauh darinya.Melalui jendela kelas yang besar ia dapat melihat Mitha dengan jelas.Faris ternyata juga sekelas bersama Mitha.Reka yang melihat Faris segera memanggilnya,”Ris !” Faris segera berlari keluar kelas dan menghampiri Reka yang duduk di dekat jendela.”Hey,kenapa ?”,tanya Faris.  “Tidak,tidak ada apa-apa.Aku hanya memaggil saja.Eh Mitha sekelas dengan kamu ternyata.”,jawab Reka. “Oh,ya aku juga baru tahu kalau bertugas sekelas dengannya dan aku baru ingat namanya Mitha.Maaf ya !”,kata Faris. ”Ah,tidak masalah yang penting sekarang aku sudah tahu namanya.” “Hmm..kamu suka Mitha ya ?”,goda Faris. “Ah,aku juga belum tahu.Ya sudah kembali bertugas saja kamu.”,kata Reka dengan sedikit malu. “Ya,baiklah.”,jawab Faris sambil berjalan kembali ke kelas VII B meninggalkan Reka yang duduk di dekat jendela.

Mitha yang ada di dalam kelas memberi petunjuk dan pengarahan kepada siswa baru kelas VII.Suaranya terdengar sampai ke kelas Reka.Karena kelas Reka dan kelas VII dimana tempat Mitha sedang bertugas cukup dekat mungkin hanya berjarak 5 langkah dari kelas Reka.Suasana di kelas tempat Mitha bertugas terlihat menyenangkan dan mengasyikkan.Sesekali Mitha mengajak siswa baru bercanda.Setelah membagikan selembaran janji siswa untuk dihafalkan,Mitha dan rekan pengurus OSIS lainnya mengajak murid baru untuk bermain.Permainannya dengan membacakan janji siswa.Ketika janji siswa dibacakan siswa memberikan sebuah benda dari satu teman ke teman lainnya dengan hati-hati dan tidak boleh dilempar.Ketika pembacaan janji siswa berhenti maka benda yang diberikan dari satu anak ke anak lainnya tadi juga harus berhenti.Anak yang mendapatkan benda saat pembacaan janji siswa selesai maka harus maju ke depan.Mereka harus mau mematuhi kata-kata kakak OSIS.Mitha mulai membacakan janji siswa,permainan pun dimulai.Semua tampak gembira mengikuti permainan yang diberikan oleh Mitha.Tanpa sepengetahuan Mitha,Reka mengamatinya terus dari jendela.Mitha tidak sadar kalau selama ia ada di kelas itu ia diamati oleh Reka.Mungkin karena ia terlalu fokus pada tugasnya maka ia tak memperhatikan sekelilingnya.

Saat Faris yang memilih seorang siswa untuk maju ke depan,Reka dan teman-temannya dari dekat jendela berteriak,“Ris,carikan yang cantik !” Mitha yang mendengar kata-kata itu segera menoleh dan melihat ternyata yang berteriak teman Faris.Mitha hanya menolehkan kepala sebentar dan kembali melanjutkan pekerjaanya. Faris membalas teriakan teman-temannya,”Ya.Tenang saja.” Mitha terlihat terganggu dengan teriakan kawan-kawan Faris,dan termasuk Reka yang juga ikut berteriak.Diam-diam setelah beberapa lama memperhatikan Mitha ternyata Reka jatuh cinta kepadanya.

Sehari di sekolah tanpa ada pelajaran telah dilalui Reka.Sekitar pukul 11.00 ia pulang sekolah.Di rumah ia terus terbayang-bayang wajah Mitha.Ia selalu memikirkan Mitha.Sampai akhirnya ia menemukan sebuah ide.Reka mencari informasi tentang Mitha melaui Alif.Ia segera menelpon Alif.Reka menanyakan semua tentang Mitha pada Alif,tentang alamat rumahnya,kelas IX apa dia,keluarganya bagaimana sampai nomor teleponnya.Namun saat Reka menanyakan nomor telepon Mitha,Alif tidak bisa menjawab karena ia tidak punya nomor telepon Mitha.Reka merasa kecewa.Perbincangannya dengan Alif selesai.Ia memikirkan lagi bagaimana cara agar dia bisa mendapatkan nomor telepon Mitha.Setelah lama berpikir ia teringat tetangganya yang bernama Riski.Ia baru sadar  bahwa Riski adalah teman sekelas Mitha.Segera ia pergi ke rumah Riski.Rumahnya cukup dekat dari rumah Reka.Sampai di rumah Riski,Reka segera menanyakan tentang Mitha pada Riski.Apa benar Mitha adalah teman sekelas Riski dan apakah ia mempunyai nomor telepon Mitha. Ternyata benar Riski adalah teman sekelas Mitha dan ia juga punya nomor telepon Mitha.Reka sangat senang sekali.Reka meminta agar Riski memberikan nomor telepon Mitha padanya.Karena Reka adalah teman Riski sejak kecil maka ia memberikan nomor telepon Mitha padanya.Setelah mendapatkan nomor telepon Mitha ia segera pulang ke rumah.

Di rumah segera ia mengirim pesan pada nomor yang telah diberikan Riski tadi.Satu jam menunggu belum ada balasan.Reka mencoba lagi mengirim pesan pada nomor Mitha itu namun juga tidak ada balasan.Ia coba menelpon nomor itu.Benar nomor itu masih aktif namun tidak ada satupun yang mengangkat telepon darinya.Ia mencoba lagi mengirim pesan.Setelah menunggu beberapa jam kemudian akhirnya ada balasan dari Mitha.Awalnya Mitha sangat tidak suka dengan nomor baru yang terus menelponnya.Namun setelah Reka mengirim pesan lagi dan menjelaskan semuanya Mitha menjadi lebih nyaman.Mungkin ini karena ia menghargai pesan yang dikirim oleh temannya satu sekolah walaupun ia belum tahu pasti siapa orang yang mengirimkan pesan padanya.

Awalnya Mitha sama sekali tak mengenal Reka.Setelah beberapa hari berjalan akhirnya Mitha tahu siapa dan bagaimana Reka.Sebenarnya Reka dan Mitha sering berpapasan,namun dahulu Mitha tak menyadarinya karena ia belum mengenal Reka.Mereka berdua semakin hari semakin akrab.Tak pernah diduga ternyata ia bisa sangat akrab dengan Mitha.

Suatu hari setelah pulang sekolah Reka memberanikan diri menyatakan perasaannya kepada Mitha.Mitha sama  sekali tak menyangka pertemanannya dengan  Reka  akan menjadi seperti ini.Mitha merasa sangat terkejut saat Reka menyatakan perasaannya kepada Mitha.Suatu jawaban yang tak terduga yang tak pernah terpikirkan oleh Reka sebelumnya.Hanya satu kata yang saat itu dikatakan Mitha “Maaf”. Ternyata Mitha menolak cinta Reka.Ia tak menjelaskan mengapa ia menolak cinta Reka.Sungguh betapa sakitnya hati Reka.Bagai dunia ini hancur.Bagai Matahari tak mau  bersinar.Terasa semua sunyi,gelap tanpa ada cela.Hati Reka hancur berkeping-keping.Ia tak menyangka semua usahanya akan berakhir sia-sia.Sejak saat itu hubungan Reka dan Mitha berangsur menghilang.Tak ada komunikasi lagi antara mereka.Jika mereka bertemu pun tak ada yang saling menyapa.

Sungguh sampai saat ini Reka belum bisa melupakan Mitha.Dalam hatinya masih teringat selalu wajah Mitha. Namun semua tak mungkin,Reka tak berani mencoba lagi.Ia takut bila hatinya sakit lagi.

Oleh : Damayanti Hari Mafiroh
X.2 / 09
Animated by : www.faktakita.com

4 komentar:

  1. salam singgah baca-baca di sini..terima kasih.

    BalasHapus
  2. lagi jalan2 skalian mampir, kang! keren cerpennya, jd bca ampe khatam, deh...

    BalasHapus