Jumat, 13 Januari 2012

SECERCAH HARAPAN

  Langit cerah sore hari di Bandung seolah bertambah ceria dengan suara Alexandra Libra yang tengah merapikan bunga lily yang berjejer di sisi kanan toko sembari mendendangkan lagu.Mahasiswi jurusan Sastra Jerman,semester 2 yang sedang tidak ada jadwal untuk kuliah pada hari itu memilih menghabiskan waktunya untuk membantu mengelola toko bunga keluarganya.


          “Aku tak tahu kau bisa bernyanyi,Libra.”

          Libra membalikkan badannya,kaget mendengar suara yang amat dikenalnya bergaung di toko bunganya itu.”Ya Tuhan,…Leo! Kau ngagetin deh!”,seru gadis itu sambil mengelus dadanya.Leo adalah sahabat Libra,mahasiswa jurusan Businnes Management yang sudah sampai semester 4,karena program akselerasi yang dijalaninya.

          “Kau saja yang terlalu asyik berkutat dengan bunga,sampai nggak dengar loncengnya.”,kata Leo merujuk pada lonceng yag diletakkan pada pintu masuk penanda pelanggan masuk.

          “Mau apa kau kesini?”,tanya Libra.

          “Beli sepatu.”,jawab Leo asal.

          Libra memutar matanya,”Oh,lucu sekali.”

          “Leo tidak menanggapi.Ia berjalan menuju meja kasir dan bersandar padanya.”Kau dapat salam dari Sagita,Libra.”

            Suara datar Leo sukses membuat Libra menghentikan gerakannya mendekati Leo.Libra menatap Leo.”Kapan kau bertemu dengan Sagita?Dia…di Bandung?”,tanya Libra.Leo mengangguk”Ia tiba kemarin malam.Kami bertemu di cafe biasa.”,jawab Leo.

            Libra menggigit bibir bawahnya,ada rasa tak nyaman mengusik hatinya.Libra selalu mengelak bahwa Sagita mendapat posisi spesial di kehidupan Leo.Sespesial apa posisinya Libra tak tahu.Sagita sendiri adalah kakak kelas Libra saat SMA.Dia pindah ke luar kota saat kelas 3,mengikuti ayahnya yang dipindah tugaskan.

            “Leo…”

            “Hm…?”

            Libra menurunkan pandangannya.”Ada…adakah wanita yang kau sukai?Lebih dari teman,maksudku…”

            Libra melihat dari sudut pandangannya Leo mengernyit,tapi  ia tak menjawab.Menghela nafas,Libra menggelengkan kepalanya,beranjak menuju belakang meja kasir dan berkata,”Sudahlah,lupakan.”

            Libra merapihkan katalog-katalog di atas meja kasir.Salah ia bertanya pada  seorang Leo.Orang yang selalu malas menjalin hubungan.Orang yang mengatakan bahwa wanita adalah makhluk Tuhan paling merepotkan.

            “Bisa kau buatkan rangkaian bunga,Libra?”

            “Ha? …Apa?”

            “Buatkan buket bunga…atau daun?”Leo berkata dengan ragu,menunjukkan segenggam daun clover di tangannya.

            Libra mengedip-ngedipkan matanya,”Kau mau memberikan bunga untuk seseorang Leo? Perempuan?”

            Leo  terdiam sejenak kemudian mengangguk.

            Libra menepis rasa cemburu dalam hatinya dan menaata bibirnya untuk tersenyum.

            “Hmm…Aku tak pernah menyangka seorang Leo bisa menyukai seseorang,bahkan mengirimkannya bunga.Dan gadis beruntung ini adalah?”

            “Kau bertindak merepotkan,Libra.”

            Libra menghela nafas.Ia kemudian beranjak mendekati rak bunga.Mengirim bunga untuk seseorang ,pastilah gadis ini adalah orang yang spesial bagi Leo.”Menyedihkan sekali bukan,dirinya?Saat ia mulai menganggap Leo lebih dari sahabat,jenius satu itu malah memiliki perasaan pada orang lain.

            Libra menggelengkan kepalanya pelan,berusaha profesional,sebagai pemilik toko.”Leo,aku nggak mungkin membuat clover sebagai utamanya.Bagaimana kalau clover-clover ini di sandingkan dengan bunga lain?Tenang aku akan membuat clover-nya tetap menonjol.”

            “Terserah kau saja.”

            “Libra merangkaikan bunga hydrangea,forget-me-not,dan clover.Libra bekerja dalam diam.Tipikal Leo,ia juga diam dan hanya menatap langit sembari menunggu Libra merangkai bunga.Dalam hati Libra berharap bahwa orang spesial itu adalah dia,Alexandra Libra.

            “Selesai.”,ujar Libra lima menit kemudian.”Bagimana,bagus tidak?”,tanya Libra.

            “Hn,terima kasih ,”ujar Leo sambil menyerahkan beberapa lembar uangnya untuk membayar.

            Libra menerima uang dari Leo.”Untuk siapa,sih? Kau tahu arti clover,kan? Salah-salah ia bisa salah paham,Leo.”

            Mata Leo mengawasi Libra.” ’Keberuntungan’ ,bukan?”
            “Yap, salah satunya.”

            Leo lalu mengambil selembar kertas,mengambil pensil dan mulai menulis,dilipatnya kertas itu lalu menyodorkannya pada Libra.

            “Kirimkan ke alamat ini.”

            “Kenapa tidak kau saja?”

            “Itu merepotkan Libra.”,jawab Leo.

            “Aku harus ke kampus,Libra.Sampai jumpa.”

            “Libra tersenyum dan balas melambikan tangannya.

                                    ~o0o~

            Libra mengantarkan pesanan –pesanan bunga pelanggan,termasuk pesanan Leo.Tapi dia memilih mengantarkan lebih dulu bunga- bunga pesanan lain.

            “Lucu sekali.Aku merangkaikan bunga untuk sainganku.”,kata Libra. Ia membuka lipatan kertas yang diberikan Leo.”Daerah pusat kota,eh?”

            Libra meneruskan perjalanannya ke pusat kota.”Menyedihkan, Libra.”,ujarnya.”Kisah cintamu benar –benar menyedihkan.”

            Kali ini Libra telah sampai di pusat kota.Ia merasa tak asing dengan alamat yang dituliskan Leo.

            Dan tibalah ia di depan alamat tersebut.Yang membuatnya mengedipkan mata dan menguceknya berkali-kali dan memandang bolak balik kertas alamat itu.
            “Ini kan rumahku!”

            “Libra mengamati kertas ditangannya lekat-lekat dan mendapati ada lipatan lain pada kertas itu,ada tulisan Leo,di tulis dengan ukuran yang lebih kecil.Libra membacanya.Membacanya lagi dan membacanya lagi.

            Meraih bunga pemberian Leo,Libra  segera pergi menuju kampus.

~Aku tahu salah satu arti clover ‘keberuntungan’,tapi yang kumaksud adalah, ‘Jadilah Milikku’,Libra~
-Leo


Unsur Intristik
Tema: Ucapanku Harapanku
Tokoh:~Libra:baik,pemalu,rajin.
      ~Leo:humoris,pintar,dewasa.
      ~Sagita:baik,pintar,ramah.
Alur:Maju
Sudut Pandang:pegarang berada di luar cerita.
Latar Waktu:sore hari
Latar Tempat:toko bunga,rumah Libra
Latar  Suasana:khawatir,putus asa,tegang,bingung.
Amanat:
~Janganlah malu mengakui perasaan.
~Jangan sia-siakan kesempatan yang ada.
~Jangan curiga kepada orang lain.
~Berharaplah dan bermimpilah,dengan usaha kelak keinginan itu akan berhasil.

~END~
Nama : Fajrina Zata Y. Lovelia
No:13/X2
Animated by : www.faktakita.com                                
               

2 komentar:

  1. Saya suka sama bunganya, terutama bonzai ... :)

    BalasHapus
  2. Madhek@ walah, suka bunganya yaa..??
    Aku kira suka cerpennya..
    ahaha

    BalasHapus